Tradisi Saparan
Upacara bekakak kasebut uga saparan. Kasebut saparan amargi dipun wontenaken mesti bulan sapar. Upacara menika dipun wontenaken dhateng perintah Pangeran Mangkubumi. Mengenai kata saparan berasal dari kata Sapar dan ber akhiran an. Kata sapar identik dengan ucapan arab Syafar yang berarti bulan arab yang ke 2. Jadi saparan ialah upacara selamatan yang diadakan disetiap bulan sapar.
Saparan Gamping di sebut juga saparan bekakak. Bekakak berarti korban penyembelihan hewan atau manusia. Bekakak pada saparan ini hanya tiruan manusia saja, berwujud boneka pengantin dengan posisi duduk bersila yang terbuat dari tepung ketan. Pelaksanaan upacara saparan Gamping tersebut di perinci dalam beberapa tahap yaitu :
- Tahap midodareni bekakak.
- Tahap kirab.
- Tahap menyembelih pengantin bekakak.
- Tahap sugengan ageng.
Penyelenggaraan upacara saparan Gamping bertujuan untuk menghormati arwah Kyai dan Nyai Wirosuto dan sekeluarga. Kyai Wirosuto adalah abdi dalem penangsong (hamba yang memayungi) Sri Sultan Hamengku Buwana I pembawa payung kebesaran setiap Sri Sultan HB I berada dan tidak ikut pindah waktu dari keraton (pesanggrahan) Ambarketawang ke Kraton yang baru. Bersama keluarganya ia tetap bertempat tinggal di Gamping. Dan di anggap sebagai cikal bakal penduduk Gamping.
Upacara bekakak dilaksanakan sejak tahun 1755, selepas perjanjian Giyanti. Konon upacara ini diadakan karena banyak pencari batu gamping yang meninggal, para penembang tidak teratur dalam menambang batu gamping. Akhirnya banyak lubang-lubang bekas galian batu gamping di gunung gamping, runtuh dan menimpa para penambang. Puncak dari kejadian itu adalah meninggalnya Kyai dan Nyai Wirosuto dan sekeluarga.
Waktu penyelenggaraan upacara saparan Gamping telah di tetapkan, ialah tiap hari Jumat dalam bulan sapar antara tanggal 10 sampai 20 pada pukul 14.00 (kirap temanten bekakak). Penyembelihan bekakak dilakukan pada pukul 16.00. Tempat penyelenggaran upacara di sesuaikan dengan pelaksanaan upacara. Persiapan penyelenggaraan upacara di bagi dalam 2 macam yaitu saparan bekakak dan sugengan ageng. Persiapann untuk saparan bekakak terutama pembuatan bekakak dari tepung ketan dan membuat juruh, yang memekan waktu 8 jam. Pada saat pembuatan tepung diiringi Gejog Lesung (klotekan) yang memiliki bermacam-macam irama antara lain, kobogiro, thong-thongsot, dhenthek, wayangan, kutut manggung, dll.
Apabila penumbukan beras sudah selesai, kemudian diakukan pembuatan bekakak, gendruwo, kembang mayang, dan sajen-sajen. Bentuk bakakak laki-laki dan perempuan dengan bentuk pangantin pria dan wanita pada umumnya 2 pasang pengantin bakakak dengan sepasang bergaya solo, dan sepasang bergaya Yogyakarta. Adapun pangantin laki-laki yang bergaya solo di hias dengan ikat kepala ahestar berhiaskan bul-bulu, leher barkalung selendang merah, dan kalung sungsun berkain bangun tulak, sabuk biru, memakai slepe. Mengenakan keris beruntaikan bunga melati, dan kelat bau. Sedangkan yang wanita memakai kemben berwarna biru, berkalung selendang merah, dan kalung sunsung. Wajah di paes, gelung di beri bunga-bunga dan pentul, di bahu di beri kelat bahu dan memakai subang.
Sesaji upacara bekakak menjadi 3 kelompok. 2 kelompok untuk 2 jali yang masing-masing di letakkan bersama-sama dengan pengantin bakakak. 1 kelompok lagi di letakan dalam jodhang sebagai rangkaian pelengkap sesaji upacara. Macam-macam sesaji yang di letakan bersama-sama pengantin bakakak antara lain nasi guruh di tempatkan dalam pengaron kecil, nasi liwet di tempatkan dalam pendil kecil beserta rangkaiiannya daun dadap, daun turi, daun kara yang di rebus, telur metah dan sambal gepeng : Tumpeng Urubing Dhamar, Kelak Kencana, Pecel Pitik, Jangan Menir, Rindang Antep, Ayam Panggang, Ayam Lembaran, Wedhang Kopi Pahit, Wedhang Kopi Manis, Jenewer, Rokok (cerutu), Ruajk Degan, Rujak Deplok, Arang-arang Kemanis, Padi, Tebu, Pedupaan, candu (Impling), Nangka Sabrang, Gecok Mentah, Ulam Mripat, Ulam Jeroan, gereh Mentah.
Sesaji itu di tempatkan dalam sudi, gelas, kemudian di taruh di atas jodhang antara lain sekul wajar (nasi ambeng) dengan lauk pauk : Sambel Goreng Waluh, Tumis Buncis, Rempeyek, Tempe Garit, Bergedel, Entho-entho, Sekul Galang Lutut, Sekul Galang Biasa, tempe Rombyong yang di taruh dalam cething bambu, Tumpeng Megana, sanggan, Sirih Sepelengkap, Jenang-jenangan, Nasi Gurih, Ingkung Ayam, Kolak, Apem, Rondho Kemul, Roti Kaleng, Jadah Bakar, Emping, Klepon, Tukon Pasar, Sekar ponyoh, Kemenyan, Jlupak Baru, Ayam Hidup, Kelapa. Sajen-sajen tadi ditempatka dalam sudi lalu semuanya di letakkan dalam 5 ancak, 2 ancak di ikut sertakan dalam jalih di bagikan kepada mereka yang membuat kembang mayang, bekakak, dan yang menjadikan tepung.
Sementara itu di siapkan pula burung merpati dalam sangkar. Midodareni Bekakak: Meskipun bekakak ini berujud pengantin tiruan, tetapi menurut adat perlu juga memakai upacara midodareni. Tahap upacara ini berlangsung pada malam hari (kamis malam) di mulai jam 20.00 WIB. 2 buah jail berisi pengantin bakakak dan sebuah jodhang berisi sesaji disertai sepasang suami istri gendruwo dan wewe, semua di berangkatkan ke balai ddesa ambarketawang dengan arak-arakan. Adapun urutan barisan arakan dari tempat persiapan ke balai desa ambarkatawang sebagai berikut :
- Barisan penbawa umbul-umbul.
- Barisan pleton pengawal dari gamping tengah.
- Joli pengantin dan jodhhang.
- Reok dari gamping kidul.
Didalam pelaksanaanya, arak-arakan bekakak tidak hanya diikuti oleh prajurit pengawal bekakak saja. Namun sekarang banyak partisipasi masyarakat yang ikut serta meramaikan acara kirab bekakak tersebut. Seperti halnya kirab bekakak kemarin Jumat, 29 Januari 2010 terdapat arak-arakan mobil jib, kesenian kuda lumping, gunungan buah dan sayur dari Pasar buah Gemah Ripah dan Pasar Tradisianal Gamping, arak-arakan andhong yaitu perangkat desa Ambarketawang, Bapak camat Gamping, Wakil Bupati Sleman, Dimas Diajeng Kabupaten Sleman, dan masih banyak yang lainya.
Antusiasme warga yang menyaksikan sangat luar biasa. Terbukti dari banyaknya warga yang telah memadati rute arak-arakan sejak dari jam 14.00 WIB. Padahal acara arak-arakan baru dimulai pukul 15.45 WIB. Acara Saparan ini tak hanya di gemari oleh orang tua saja namun anak-anak banyak yang menggemarinya. Seluruh lapisan masyarakat tumpekblek pada acara ini.
1 komentar:
oke gan!!!
Posting Komentar